Please
Share this article if you find it
valuable and would like to continue
getting free resource like this in the future.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengelola emosi dan amarah diri yang tepat, yaitu:
1. Tenangkan diri
Menenangkan diri dapat dilakukan sebagai salah satu cara meredam emosi. Cara yang dapat dipilih dalam menenangkan diri bisa seperti meluangkan waktu untuk menyendiri, sejenak menarik diri dari permasalahan yang ada, melakukan relaksasi, hingga curhat dengan orang yang terdekat yang dapat dipercaya.
Meluangkan waktu untuk menyendiri dan sejenak menarik diri dari permasalahan yang ada mampu menjernihkan pikiran dan menstabilkan emosi. Sehingga otak menjadi lebih fresh dalam mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah atau mencari solusi terbaik.
Relaksasi merupakan salah satu teknik yang bisa dimanfaatkan dalam mengelola emosi. Hal ini disebabkan karena teknik relaksasi mampu mengaktifkan sistem saraf parasimpatik yang dapat meredakan emosi negatif.
2. Pahami penyebab emosi dan cari solusi
Tidak dapat dipungkiri bahwa emosi selalu memicu seseorang larut di dalamnya. Cobalah untuk memahami apa yang menjadi penyebab emosi, lalu cobalah berpikir realistis akan penyebab emosi tersebut. Kemudian dari penyebab tersebut, pikirkan apa yang ingin diperbaiki termasuk pikirkan pula apakah emosi yang dirasakan malah berpotensi memperumit permasalahan yang dihadapi serta dampak buruknya.
3. Berpikir sebelum bertindak
Tak jarang emosi selalu membutakan seseorang untuk melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan dampaknya. Karena kondisi tersebut hanya akan memperburuk keadaan. Oleh karena itu, cobalah berpikir dan bersikap lebih dewasa dan bijaksana ketika hendak berbicara atau hendak melakukan sesuatu saat sedang emosi. Apalagi bila tindakan tersebut bisa berdampak buruk bagi orang lain.
4. Luapkan emosi dengan cara yang tepat
Pada dasarnya, meluapkan emosi lebih baik daripada hanya dipendam dalam hati. Emosi yang tidak tersalurkan dengan baik berpotensi menjadi penyebab utama gangguan kesehatan mental. Akan tetapi, hal ini jangan disalah artikan. Emosi boleh saja diluapkan, namun harus dengan cara yang tepat.
Sejatinya, emosi yang diekspresikan dengan tepat mampu memperbaiki situasi, menghindari emosi muncul kembali hingga mencegah kemungkinan melukai perasaan ataupun tubuh orang lain. Mengelola emosi tidak hanya penting dilakukan untuk diri sendiri, namun mengelola emosi juga harus dilakukan ketika sedang berada dalam suatu kelompok atau menjaga mental kolektif. Dalam teori psikoanalisis sosial, kelompok atau kumpulan orang banyak dinilai memiliki karakter yang bersifat cair. Maksudnya adalah, walaupun terdiri dari kumpulan orang yang rasional, kelompok tersebut selalu memiliki peluang untuk bersifat impulsif atau berbuat sesuatu tanpa berfikir panjang, reaktif, mudah tersinggung, mudah terprovokasi serta mudah meniru perbuatan pihak lain yang tergabung dalam kelompok tersebut.
Sebuah massa atau kelompok mampu menduplikasi dan meniru perilaku dan
model yang baik. Mental kolektif sejatinya dapat menghasilkan hasil
yang positif apabila pesan dan gaung yang disampaikan adalah hal yang
positif. Oleh karena itu, bila emosi diri sudah dikelola dengan baik,
pasti akan baik pula dalam menjaga mental kolektif. Sehingga semua
individu dalam suatu massa atau kelompok seyogyanya mencerminkan
contoh perilaku yang baik dan saling menularkan satu sama lain antar
individu dalam kelompok tersebut.
Dengan demikian, mental kolektif yang baik dapat menciptakan suasana
yang lebih kondusif, aman hingga nyaman pada suatu kelompok, serta
menghindari terjadinya hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain
bahkan dalam jumlah yang banyak.